Archive for the ‘Renungan’ Category

h1

Renungan Suami

November 16, 2023

Sering lihat seorang istri marah-marah kepada suami karena sang suami tak bisa memenuhi keinginan sang istri. Sering juga lihat seorang anak bicara kasar pada ayahnya karena sang ayah tidak bisa membelikan apa yg sang anak mau. Tak seorang pun kepala keluarga yg tidak ingin melihat keluarganya bahagia. Sebelum engkau marah kepadanya, lihatlah dan renungkan lah apa yg telah dilakukan oleh seorang suami. Betapa suamimu sudah kerja keras banting tulang demi memenuhi kebutuhan keluarga nya. Taukah dirimu kalau suamimu mungkin sering dicaci maki bosnya.? Taukah dirimu kalau suamimu mungkin sering mendapat hinaan di luar sana.? Taukah dirimu mungkin suamimu bahkan baru saja mempertaruhkan nyawanya demi dirimu dan anak” mu. Taukah dirimu kalau suamimu mungkin sering menahan lapar demi bisa pulang membawa uang. Sebelum engkau cemberut padanya,,, Hitung lah dulu telah berapa juta tetes keringat engkau peras dari tubuhnya. Sebelum engkau marah padanya,,, Tataplah lekat-lekat matanya, mungkin tanpa kamu sadari mata itu telah banyak mengeluarkan air mata demi melihat dirimu tersenyum

😦 Ketahuilah Bila sampai hari ini dia belum bisa memenuhi segala keinginanmu, itu hanya karena faktor keadaan. Untuk para ayah di mana pun berada. Semoga lelah mu menjadi berkah, Amiin ya Allah

h1

SUKSES ORTU (BELUM TENTU) SUKSES ANAK

Desember 24, 2022

Sore itu, seorang laki bertamu ke rumah teman lamanya. Ditemani suaminya, terjadilah obrolan seputar anak.

Tuan : Pak, kok putra jenengan tidak disekolahkan ke lembaga itu?

Tamu : Saya lebih suka anak saya mengenal lebih banyak orang yang berbeda-beda daripada sejenis.

Tuan : Lo, bukankah itu kewajiban kita untuk memberikan pendidikan yang baik kepada anak-anak agar sukses bisa diraih.

Tamu : O, begitu ya pendapat sampeyan. Bolehkah saya bertanya sesuatu kepada jenengan?

Tuan : Boleh, Pak. Silakan….

Tamu : Apakah jenengan sudah sukses?

Tuan : Sudah dong. Saya sudah bisa punya segalanya.

Tamu : Dahulu, sewaktu SD dan SMP, apakah jenengan pakai celana pendek dan baju lengan pendek?

Tuan : Iya, malah sobek sana sini.

Tamu : Apakah jenengan pakai jilbab sewaktu SMA?

Tuan : Tidak. Saya pakai jilbab setelah menikah.

Tamu : Jenengan bisa sukses karena punya banyak teman yang beraneka karakter, agama, suku dan kebiasaan. Jenengan duduk di sekolah inklusi yang terbuka dan bebas berekspresi. Coba jenengan masuk ke sekolah eksklusif. Jenengan akan menemukan semua yang serba seragam, sama, dan tertutup pergaulan.

Tuan : Iya, benar juga ya.

Tamu : Jika anakmu sudah dibatasi pergaulan dan ilmunya, bagaimana mungkin sukses bisa diraih, sedangkan karier itu perlu dibangun bersama-sama dengan orang tanpa batas ilmu, agama, bahkan bangsa. Makin terbatas pergaulan anak makin sempit pula sukses bisa diraih.

Sumber: FB Johan Wahyudi

https://web.facebook.com/johan.wahyudi.522066

h1

Buya Syafei Maarif Lama Ikut Antrian Pasien

Mei 29, 2022

Lelaki tua itu mendekati meja petugas dan bertanya:

“Masih lama saya antrinya…???”

Sambil memeriksa lokasi, si petugas menjawab: “Masih pak…karena lagi banyak pasiennya”

Mgkn itu nampak spt percakapan biasa di sebuah RS. Tp bayangkan kalo sosok tua itu adalah Buya Ahmad Syafii Maarif, Ketua Umum PP Muhammadiyah thn 1997-2005, dan RS yg dimaksud adalah RS PKU Muhammadiyah, RS milik organisasi yg dulu pernah dipimpin olehnya.

Buya pun kembali duduk di deretan bangku antrian pasien. Sama spt kebanyakan pasien lainnya……
Biasanya setiap chek-up rutin, Buya mengantri seorg diri.

Sosok berusia 85 thn ini tak menunjukkan wajah marah meski hrs antri lama. Apalagi merasa hrs diperlakukan istimewa. Justru Buya tak pernah mau diperlakukan lebih dan diprioritaskan.

Para pegawai RS PKU sering ingin memberi akses terlebih dahulu ke Buya Syafii (para pasien lain tentu akan memaklumi). Justru Buya-nya sendiri yg tidak mau diistimewakan spt itu. Kebalikan dgn mayoritas elit politik dan para pejabat hari ini, yg suka dan minta utk terus dilayani.

Bukan kali ini aja, sudah berulang kali di berbagai tempat, Buya Syafii bikin bnyk org terperanjat. Pernah ‘tercyduk’ makan di angkringan, beli sabun cuci di warung, berangkat ke acara seminar dgn mengayuh sepeda, naik kereta umum ke Istana Negara, dan berbagai momen lain dimana beliau berbaur dgn rakyat jelata.

Semua itu menjadi biasa bagi Buya. Namun sgt tidak biasa di tengah situasi bangsa yg kerap kehilangan teladan & kearifan. Para elit justru mempertontonkan keangkuhan & kemewahan di tengah kesengsaraan rakyat. Minta diperlakukan & dilayani selangit, padahal entah apa konstribusinya utk bangsa selama ini.

Beliau inilah contoh seorg ulama.
Kelembutan & kearifan yg dibawakan beliau bagaikan mutiara di tengah tumpukan sampah.

Kpd org spt beliau inilah para pejabat negeri ini seharusnya bnyk belajar.
Juga bagi sebagian org yg mengaku dirinya sbg ulama, tp berperilaku kasar, suka menghina, menghasut, memfitnah & menebar berita² bohong….

Salam hormat Pak Buya Syafii Maarif 🙏

(Copas crt lama th 2020)👆🏼

Innalillahi wa’inna ilayhi roji’un. Selamat jalan sang guru bangsa: Buya Syafii Maarif