h1

Dahlan Iskan: Bisakah Sistem Pemilihan Muhammadiyah Diadopsi Perpolitikan Nasional?

Desember 24, 2022

Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan memuji sistem pemilihan kepemimpinan di Muhammadiyah. Menurutnya, sistem Pemilu Muhammadiyah berhasil tidak menciptakan polarisasi yang tajam di antara masyarakat. Lalu ia membuka diskusi, bisakah sistem ini menggantikan demokrasi ala Amerika Serikat yang diterapkan dalam sistem Pemilu di Indonesia?

“Saya merenungkannya: mungkinkah sistem Pemilu Muhammadiyah ini diadopsi untuk pilpres tingkat negara Indonesia. Kita tahu pemilu dan pilpres kita itu terlalu berdarah-darah. Terlalu memecah belah masyarakat. Kita memang bangga pada sistem demokrasi Amerika tapi kita tidak siap menirunya apa adanya,” terang Dahlan dalam tulisannya di Disway.id pada Senin (21/11).

Sistem Pemilu Muhammadiyah dilakukan secara berjenjang dengan tingkat transparansi yang tinggi. Hal ini menungkinkan tidak adanya serangan fajar, kampanye terselubung atau membentuk kubu-kubuan. Sistem ini lebih mampu membawa nuansa silaturahmi dan musyawarah, bukan nuansa retorika politik.

“Saya wawancara dengan penggembira. Banyak di antara mereka yang saya kenal. Para penggembira itu tidak perlu kemrungsung menanti siapa yang terpilih jadi ketua umum yang baru. Proses pemilihan pimpinan pusat di Muhammadiyah sangat rasional,” puji Dahlan.
Proses pemilihan di tingkat pusat berlangsung sangat ketat. Pengurus Pimpinan Muhammadiyah Wilayah diminta mengusulkan 13 nama calon pimpinan pusat, terkumpul 200 nama. Kemudian diseleksi kembali menjadi 96 nama, untuk dibawa ke Sidang Tanwir. Pada Sidang Tanwir, semakin mengerucut jadi 39 nama. Setelah itu, dalam Sidang Muktamar, dipilih 13 nama Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

“Kenapa 13 nama? Bukan 17 atau 9 atau 5 atau 45? tidak ada alasan khusus. Menetapkan jumlah itu bisa menimbulkan perdebatan panjang. Apalagi kalau harus dikait-kaitkan dengan kekeramatan sebuah angka. Justru misi Muhammadiyah harus melakukan dekramatisasi angka. Maka dipilihlah angka 13. Sekalian jadi lambang dekramatisasi angka 13 yang dianggap sebagai angka sial,” tutur Dahlan.

Pada akhirnya, ucap Dahlan, iklim di Muhammadiyah sendiri yang juga memungkinkan sistem tersebut bisa dilaksanakan. Tertib administrasi dan tertib organisasi di Muhammadiyah terkenal disiplinnya. Pun dalam hal keuangan. Tidak ada keuntungan finansial apa pun untuk menjabat ketua umum Muhammadiyah.

“Akhirnya siapa yang jadi pimpinan Muhammadiyah sudah terseleksi secara ketat. Berjenjang. Transparan. Hampir tidak mungkin terjadi kasus salah pilih,” pungkas Dahlan.

Sumber: https://muhammadiyah.or.id/dahlan-iskan-bisakah-sistem-pemilihan-muhammadiyah-diadopsi-perpolitikan-nasional/

h1

SUKSES ORTU (BELUM TENTU) SUKSES ANAK

Desember 24, 2022

Sore itu, seorang laki bertamu ke rumah teman lamanya. Ditemani suaminya, terjadilah obrolan seputar anak.

Tuan : Pak, kok putra jenengan tidak disekolahkan ke lembaga itu?

Tamu : Saya lebih suka anak saya mengenal lebih banyak orang yang berbeda-beda daripada sejenis.

Tuan : Lo, bukankah itu kewajiban kita untuk memberikan pendidikan yang baik kepada anak-anak agar sukses bisa diraih.

Tamu : O, begitu ya pendapat sampeyan. Bolehkah saya bertanya sesuatu kepada jenengan?

Tuan : Boleh, Pak. Silakan….

Tamu : Apakah jenengan sudah sukses?

Tuan : Sudah dong. Saya sudah bisa punya segalanya.

Tamu : Dahulu, sewaktu SD dan SMP, apakah jenengan pakai celana pendek dan baju lengan pendek?

Tuan : Iya, malah sobek sana sini.

Tamu : Apakah jenengan pakai jilbab sewaktu SMA?

Tuan : Tidak. Saya pakai jilbab setelah menikah.

Tamu : Jenengan bisa sukses karena punya banyak teman yang beraneka karakter, agama, suku dan kebiasaan. Jenengan duduk di sekolah inklusi yang terbuka dan bebas berekspresi. Coba jenengan masuk ke sekolah eksklusif. Jenengan akan menemukan semua yang serba seragam, sama, dan tertutup pergaulan.

Tuan : Iya, benar juga ya.

Tamu : Jika anakmu sudah dibatasi pergaulan dan ilmunya, bagaimana mungkin sukses bisa diraih, sedangkan karier itu perlu dibangun bersama-sama dengan orang tanpa batas ilmu, agama, bahkan bangsa. Makin terbatas pergaulan anak makin sempit pula sukses bisa diraih.

Sumber: FB Johan Wahyudi

https://web.facebook.com/johan.wahyudi.522066

h1

Buya Syafei Maarif Lama Ikut Antrian Pasien

Mei 29, 2022

Lelaki tua itu mendekati meja petugas dan bertanya:

“Masih lama saya antrinya…???”

Sambil memeriksa lokasi, si petugas menjawab: “Masih pak…karena lagi banyak pasiennya”

Mgkn itu nampak spt percakapan biasa di sebuah RS. Tp bayangkan kalo sosok tua itu adalah Buya Ahmad Syafii Maarif, Ketua Umum PP Muhammadiyah thn 1997-2005, dan RS yg dimaksud adalah RS PKU Muhammadiyah, RS milik organisasi yg dulu pernah dipimpin olehnya.

Buya pun kembali duduk di deretan bangku antrian pasien. Sama spt kebanyakan pasien lainnya……
Biasanya setiap chek-up rutin, Buya mengantri seorg diri.

Sosok berusia 85 thn ini tak menunjukkan wajah marah meski hrs antri lama. Apalagi merasa hrs diperlakukan istimewa. Justru Buya tak pernah mau diperlakukan lebih dan diprioritaskan.

Para pegawai RS PKU sering ingin memberi akses terlebih dahulu ke Buya Syafii (para pasien lain tentu akan memaklumi). Justru Buya-nya sendiri yg tidak mau diistimewakan spt itu. Kebalikan dgn mayoritas elit politik dan para pejabat hari ini, yg suka dan minta utk terus dilayani.

Bukan kali ini aja, sudah berulang kali di berbagai tempat, Buya Syafii bikin bnyk org terperanjat. Pernah ‘tercyduk’ makan di angkringan, beli sabun cuci di warung, berangkat ke acara seminar dgn mengayuh sepeda, naik kereta umum ke Istana Negara, dan berbagai momen lain dimana beliau berbaur dgn rakyat jelata.

Semua itu menjadi biasa bagi Buya. Namun sgt tidak biasa di tengah situasi bangsa yg kerap kehilangan teladan & kearifan. Para elit justru mempertontonkan keangkuhan & kemewahan di tengah kesengsaraan rakyat. Minta diperlakukan & dilayani selangit, padahal entah apa konstribusinya utk bangsa selama ini.

Beliau inilah contoh seorg ulama.
Kelembutan & kearifan yg dibawakan beliau bagaikan mutiara di tengah tumpukan sampah.

Kpd org spt beliau inilah para pejabat negeri ini seharusnya bnyk belajar.
Juga bagi sebagian org yg mengaku dirinya sbg ulama, tp berperilaku kasar, suka menghina, menghasut, memfitnah & menebar berita² bohong….

Salam hormat Pak Buya Syafii Maarif 🙏

(Copas crt lama th 2020)👆🏼

Innalillahi wa’inna ilayhi roji’un. Selamat jalan sang guru bangsa: Buya Syafii Maarif