Archive for the ‘Kesehatan’ Category

h1

Puasa Konsep Autophagi

Maret 16, 2024

Konsep autophagi adalah membuat tubuh lapar.
Ketika tubuh seseorang lapar, maka sel-sel tubuhnya pun ikut lapar.

Sel-sel yang lapar ini akan memakan sel-sel dirinya yang sudah tidak beguna lagi atau sel-sel yang telah rusak atau sel mati, agar tidak menjadi sampah dalam tubuh.
Dengan demikian sel-sel mati ini tidak akan menghasilkan sesuatu yang bisa membahayakan tubuh…
Jadi, tubuh orang yang berpuasa akan membersihkan dirinya sendiri

Seorang ilmuwan biologi sel dan profesor di Tokyo Institute of Technology, Yoshinori Ohsumi telah membuktikan dan menemukan bahwa ketika seseorang lapar (PUASA) dalam jangka waktu tidak kurang dari 8 jam dan tidak lebih dari 16 jam, maka tubuh akan membentuk protein khusus di seluruh tubuh yang disebut autophagisom…

Autophagisom tersebut bisa dianalogkan sebagai suatu sapu raksasa yang mengumpulkan sel-sel mati yang tidak berguna dan bisa membahayakan tubuh untuk dikeluarkan…

Sel-sel mati ini banyak dihasilkan oleh sel kanker dan sel berbentuk kuman (virus atau bakteri) penyebab penyakit…

Protein autophagisom tersebut menghancurkan dan memakan sel-sel berbahaya tersebut, lalu mengeluarkannya…

Sebagai kesimpulan dari riset ini, dokter Yoshinori Ohsumi menyarankan agar seseorang bisa menjalani praktek melaparkan diri (PUASA) dua atau tiga kali dalam seminggu.

Penelitian ini telah memenangkan penghargaan NOBEL KEDOKTERAN kepada dokter Yoshinori Ohsumi atas riset yang ia namakan AUTOPHAGI.

Bagi Muslim, disunnahkan puasa Senin dan Kamis, dan diwajibkan bagi yang berpuasa selama 1 bulan di Bulan Ramadhan…

Artinya bahwa konsep AUTOPHAGI sesungguhnya sudah disarankan sejak 15 abad yang lalu . Tinggal mempraktekkannya dengan tata cara puasa yang benar.

Selain hal di atas tadi itu, juga terjadi AUTOLISIS

Jangan kaget ya.. pada jam 12 s/d 18 kita akan merasa lemas.
Bersyukurlah..
Karena berarti akan dimulai satu proses yang sangat bermanfaat untuk tubuh kita.

Proses itu adalah AUTOLISIS.

Autolisis adalah proses pembuangan sel-sel yang mati atau rusak di dalam tubuh kita.

Bayangkan…
Kalau kita lagi gak puasa… Organ pencernaan kita hampir ga pernah berhenti bekerja.

Setiap kita makan, butuh +-8 jam organ pencernaan kita bekerja.

Jam 7 sarapan pagi, maka jam 15 organ baru selesai bekerja, eh jam 12 kita sudah makan lagi.

Dari jam 12 harusnya selesai jam 20, kita makan lagi jam 19. Belum lagi kalo jam 23nya ngemil/makan mie tektek/nasi goreng.

Kalo tubuh kita bisa ngomong… mungkin dia akan bilang, “Boss saya resign aja yaa”

Nah, pas kita puasa..
Sahur jam 4, organ bekerja sampai jam 12.

Jam 12 s/d jam 18, organ kita nganggur gak ada kerjaan, 6 jam lhoo…
Lumayan tuh.

Ibarat ibu-ibu di rumah…
Klo lagi gak ada kerjaan, kan suka beres-beres rumah, rapi-rapi, bersih-bersih, buang barang-barang yang gak kepake.

Nah sama.
organ kita klo lagi gak ada kerjaan, mereka akan melakukan bersih-bersih tubuh, inilah Autolisis.

Keren kan..

Inilah kenapa puasa itu sehat, bahkan insyaAllah bisa ngobatin banyak penyakit, maag, diabet, ginjal, bahkan kanker.

Makin banyak puasa.
Makin bersih tubuh kita..
Makin sehat kita.
InsyaAllah

Maka bahagialah kita diperintahkan puasa.

Selamat berpuasa.
Semoga makin cinta menjalankan puasa
sehat selalu

h1

Lailatul Qoadar

Mei 26, 2019

Ada yang berbagi cerita sebagai berikut :
_”Wah…pisangnya bagus-bagus Mbah…”_
kataku sembari berjongkok di depan perempuan sepuh yang berjualan di pinggir jalan depan pasar…

_”Lha monggo.. dipundut (dibeli)…”_
kata perempuan itu riang.

Sungguh sudah sangat sepuh, rautnya penuh kerut. Kulitnya hitam. Kurus badannya.
Tapi suaranya _cemengkling_ (masih nyaring), riang. Giginya terlihat masih utuh.

_”Ini kepok kuning… bagus dikolak._
_Ini kepok putih… kalau digoreng sangat manis.._
_Lha kalau itu… pisang pista, kulit tipis… harum manis._
_Tapi jangan dibeli karena belum mateng…_

Aku hanya diam memperhatikan gerak tangannya yang cekatan, meskipun telah _ndredheg_ (gemetar.)
_”Sudah lama jualan, Mbah…?”_

_”Belum, ini ngejar rejeki buat lebaran.”_

_Putranya berapa Mbah?”_

_”Kathah_ (banyak) ..… pada _glidik_ (kerja)…”_

_”Kok nggak istirahat saja to Mbah… siyam-siyam kok jualan”_

_”Lha nggih, ini karena siyam niku to , nggak boleh istirahat…”_
_Mumpung Gusti Allah paring_ (beri) _sehat…”_

Aku terperanggah dengan jawaban perempuan sepuh itu….
Kulihat tangannya mengelap kening dan dahinya yang _dlèwèran_ (bercucuran) keringat dengan selendang lusuhnya….
Diantara para penjual ‘liar’ dipinggir jalan depan pasar itu, perempuan sepuh ini satu diantaranya yang menggelar dagangan tanpa _iyup iyup_ (peneduh).
Padahal hari itu panas luar biasa.

_”Kalau pulang jam berapa Mbah?”_

_”Jam tiga sudah pulang ..…, lha ada kewajiban nyiapkan _wedang_ (minum) _buat anak-anak TPA.”_

_”Kok kewajiban, yang mewajibkan siapa Mbah ?”_

_”Nggih kula_, (ya saya sendiri) …”

_”Ooo…begitu…. Setiap hari, selama puasa?”_

_“Inggih_… _wong cuma anak limapuluhan…”_

_”Wah _panjenengan_ (anda) _hebat nggih Mbah…”_

_”Halah cuma wedang sama pegangan kecil-kecil…_
_Yang penting bocah-bocah rajin ngaji…, mbah sudah seneng._
_Jangan bodoh kaya Mbah ini yang cuma bisa Fatihah…”_

Aku makin tercekat.
Kumasukkan semua pisang yang ditawarkan ke dalam tas kresek.

_”Kok banyak banget… mau buat apa, mas?_
Tanya si mbah heran.

Aku hanya tersenyum.
_”Semua berapa Mbah?”_

Perempuan sepuh itu menyebutkan nominal yang membuatku tercengang….
_”Kok murah banget Mbah…”_

_”Mboten_ (ah enggak)… _itu sudah pas, ini bukan pisang kulakan_ (dari beli), _panen kebun sendiri…”_

_”Nggih…matur nuwun…”_ kataku sembari mengulurkan uang.

_”Aduh… nggak ada kembalian , belum kepayon_ (laku)…”

_”Saya tukar dulu Mbah…”_
Aku sengaja meninggalkan perempuan sepuh itu.
Pisang telah kuletakkan di mobil.
Mesin mobil pun kunyalakan….
Agak menjauh dari perempuan sepuh itu..
Kumasukkan beberapa lembar uang sepuluh ribuan yang masih baru, ke dalam amplop,
Cukup dibagi satu satu untuk anak TPA
yang katanya berjumlah limapuluhan tadi.
Penutup lem amplop kubuka lalu kurapatkan.

_Ini mbah, sudah saya tukar, sudah pas nggih…”_

Perempuan sepuh itu menerima amplop masih dengan tangan _dredheg_ gemetar.
Tanpa menunggu jawaban, aku segera pergi.

Esoknya aku mampir lagi…tapi kosong
Berikutnya aku mampir lagi… kosong juga.
Penasaran kutanyakan pada ibu pedangang sebelahnya.
_”Mbahe kok nggak jualan Mbak?”_

_”Oh nggak, beliau … jualan kalau panen pisang aja… Sampeyan to yang kemarin ngasih amplop._
_Walah Mbahe nangis_ _ngguguk (tersedu2)_ … _jare bejo_, (katanya beruntung) & dapet _qodaran.”_

Barangkali yang dimaksudkan adalah _lailatul qodar._
Malam yang konon lebih baik dari 1000 bulan.
Para malaikat turun dari langit. Ke langit hati kita. Menyelesaikan segala urusan.
Allah melapangkan rejeki dan kemuliannya bagi yang dikehendaki,
Pun mempersempit bagi yang dikehendaki pula…
Rejeki sesuai kapasitas kita.
Lantas siapakah yang mendapatkannya ??
………………..

Barangkali perempuan sepuh inilah yang mendapatkannya.
Bukan karena ia ahli ibadah…
Bukan pula karena I’tikafnya yang kuat di masjid.
Tapi dialah pelaksana dari yang katanya ‘hanya’ bisa *fatihah* itu.
Kesungguhan I’tikaf yang luar biasa.
Bertindak, berlaku, dan berpasrah dalam keriangan rasa.
I’tikaf di masjid yang digelar dalam keluasan yang maha.
Bukan masjid yang sekedar bangunan ibadah.
Kecintaannya yang sederhana dengan penyiapan _wedang_ dan penganan bagi limapuluhan bocah selama puasa, sungguh bukan perkara mudah.
Hanya cinta tuluslah yang bisa.
……………..

Aku jadi teringat pertanyaan teman,
tentang pencapaian _Lailatul Qadar._
Benarkah memang ia turun di 10 hari terakhir malam ganjil?
Maka… malam terbaik dari 1000 bulan bukanlah instan…
Tak bisa _dijujug_ dengan akhiran…
semua butuh proses…. karena karunia terindah butuh _wadah_.
Yang dibangun dengan mengais kebaikan, sebelum, selama dan sesudah Ramadhan.
Itulah sesungguhnya _*QODARAN*_

*******
*Selamat menjemput _lailatul qadar_, Saudara2ku tercinta…*

Sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=2500562479996351&id=100001278707211

h1

Penyuluhan Kesehatan Kesehatan Bagi Siswa SD

Mei 30, 2013

image

Kuala Kapuas 30 Mei 2013, SDN 8 Selat Hilir mendapat kunjungan Penyuluhan Kesehatan dari Puskesmas Selat. Siswa yang mengikuti kegiatan penyuluhan adalah siswa kelas 3, 4,5. Materi disampaikan oleh dr. Tonun Irawati Panjaitan. Kegiatan yang dilaksanakan untuk meningkatkan derajat kesehatan bagi anak-anak didik tingkat SD.